Wacana Jalan Pramoedya Ananta Toer di Blora
Blora – Jalan Pramoedya Ananta Toer di Blora masih menjadi wacana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora. Jalan tersebut juga sebagai petunjuk arah menuju rumah sastrawan Pramoedya Ananta Toer.
Rumah masa kecil Pramoedya berada di Kelurahan Jetis, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Meski demikian, plang jalan sudah disiapkan oleh Pemkab Blora melalui Dinas Perumahan, Pemukiman dan Perhubungan (Dinrumkimhub) Blora.
Plang tersebut terbuat dari besi yang dicat berwarna hijau, tingginya sekitar 3 meter, terdapat juga cat berwarna kuning keemasan. Tertulis JL. PRAMUDYA ANANTA, ada juga tulisan versi aksara di bawahnya. Plang tersebut disimpan di gudang sarana prasarana (sarpras) di jalan Gunandar Blora.
Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana Perlengkapan Jalan Dinrumkimhub Blora Peny Astuti saat ditemui di Kantor Dinrumkimhub Blora mengatakan bahwa jalan Pramoedya Ananta Toer itu masih wacana, pihaknya juga mengaku ketika ada kesalahan dalam nama akan merubah.
“Belum kita pasang kok, nanti kalau tulisannya salah kita benahi. Belum kita pasang yang jalan Pramoedya. Itu kan untuk nama jalan kita tidak bisa langsung mengganti, kalau saya hanya menyiapkan namanya,” jelas Peny, Selasa (3/9/2024).
Untuk diketahui, Pemkab Blora telah membuat plang nama jalan di Blora dengan desain yang sama yaitu sebanyak 30 plang nama jalan. Dengan menghabiskan anggaran Rp 87 juta. Plang jalan tersebut telah terpasang di jalan protokol di Kota Blora, hanya 1 yang belum terpasang yaitu plang Jalan Pramoedya Ananta Toer.
Sementara itu, adik Pramoedya Ananta Toer, Soesilo Toer mengkritik dengan adanya kesalahan nama jalan. Dia mengaku nama jalan Pramoedya Ananta Toer telah lama dia cita-citakan.
“Kalau salah mau dipasang ditegur dulu saja, kalau kata orang-orang sini merubah jalan itu biayanya banyak, setiap orang harus merubah kan. Alamatnya,” jelasnya saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Jetis Kecamatan/Kabupaten Blora.
Mbah Sus sapaan akrabnya menginginkan nama jalan tersebut ditulis lengkap yaitu jalan Pramoedya Ananta Toer agar orang mengerti dan tidak salah memahami sastrawan dengan buku Masterpiece tetralogi pulau buru.
“Jalan Pramoedya Ananta Toer dong. Supaya tahu orang. Nanti kalau (jalan) Pramoedya banyak orang yang salah loh, Mas. Ya harus langkap. Jangan sampai terjadi miss communication,” ucapnya.