ALBUM BANYU (AIR) PADASAN
Catatan – Diam seolah tidak tahu persoalan keduniawian cukup melihat manusia melintas lalu-lalang bagai kambing tak bertuan. Padasan di pojok halaman itu penuh dengan lumut tampak tidak ada yang merawat, ada lumut basah kehijau hitaman juga ada yang kering mengerok seakan-akan hampir jatuh mengelupas.
Foto : Padasan. |
Padasan tak terawat menyimpan air sumber kehidupan sedangkan bentuk dan tempatnya hina dipandang tapi ketika siapapun yang menghampiri akan tunduk. Orang dengan ego sombong jika ingin mendapatkan air tidak bisa terus menengadahkan kepala. Mesti rela menurunkan sifat egois dalam diri, tapak tangan sebagai wadah tetesan air demi memberikan kesejukan muka kusam bekas keringat kering.
Saat manusia hendak sholat pasti menghampiri padasan untuk wudhu dan akan diberi air tanpa pandang bulu, rata-rata orang hanya ingat apa yang diberikan bukan siapa pemberinya. Bodoh amat dari siapa yang paling penting adalah mendapatkan hasilnya. Sangat jauh dari kata terimakasih. Air padasan mampu membersihkan kaki berlumur lumpur, mensterilkan kotoran, juga menghidupi alam liar.
Baca juga : Tunjukkan aku jalan yang sesat.
Baca juga : Lukislah angan-angan bersamaku.
Sepertinya bisa di lihat posisi kita berada pada kebingungan ataukah berposisi sebagai padasan yang sepertinya diam tapi dicari oleh banyak orang, untuk bisa berada di tempat itu harus melampaui berbagai aspek salah satunya melepas seluruh identitas yang melekat, tidak berada di pihak benar dan salah, apalagi hanyut urusan dunia.
Binasa sudah mereka yang tergila-gila dengan materi dunia, racun dunia secara tak sadar melumpuhkan akal murni dan hati nurani. Air padasan terjaga kesuciannya kian meresap memberi kejernihan indahnya ragam hidup, sialnya padasan tergantikan oleh kran dengan pipa-pipa air dari ketidakadilan sejarah.
Klik link : Aku adalah air putih.
Klik link : Peristiwa setelah kubangan air sudut kota.
Kita harus jujur kadangkala hidup ini terlihat tidak adil kadang juga hidup terlihat indah. Setidaknya padasan memberikan album kenangan untuk diingat. Sepertinya indra lebih teliti mengartikan kata netral begitulah bentuk padasan sederhana itu tercipta. Segar air yang keluar, sedikit kucurannya sangat dinantikan. Siapapun dapat menikmati segarnya tak terkecuali perampok dan koruptor.
Ia menghilangkan rasa lengah serta aktivasi saraf mati. Ia pula tak butuh dipedulikan sebab tidak perlu apapun entah dikemudian hari ada yang memuliakan posisinya atau lebih parah lagi akan dilupakan dan dibiarkan berlalu seperti tidak pernah ada dalam album sejarah. Toh lumut-lumut akan menyelimutinya kemudian mengembalikan dalam bentuk tanah.
Blora (08/08/2021).
Mawar Sastrajawa.