MENEMUKAN CINTA DI ABAD KEHANCURAN
Catatan – Kekasih, maafkan Aku belum sempat bertindak apapun untuk kebersamaan kita di masa depan. Aku yakin pasti Kamu ada rasa dongkol di hati. Hambatan teknis sangat mengganggu titik fokus menuju harapan.
Foto : Menemukan cinta di abad kehancuran. |
Untuk sementara waktu biarkan jarak menghalangi untuk membelai lembut tipis rambutmu. Tidak akan ada habisnya jiwa menyebut nama indahmu. Rindu sendu berlayar jauh entah kapan kembali berjumpa dengan pujaan, resah hati ingin secepatnya bertemu kanda. Hubungan kita seperti labirin. Lengkak-lengkok lorong sungguh mengilusi.
Baca juga : Irama cinta, ceria tapi gembira.
Baca juga : Situasi abad kehancuran.
Jika lelah, rebahkan tubuhmu, pejamkan mata, rasakan debaran cita-cita impian. Buka matamu kemudian, bangun dan pandangi hamparan luas dunia. Dari jauh sana kita semakin dekat mendekat. Biarkan ribuan informasi televisi mengepung pikiran. Dengan atau tanpa apapun pasti akan ada waktunya bersama.
Keringat kuyup letih merajang semangat, berliter-liter keringat menetes sebelum finis. Kita menemukan cinta di abad kehancuran. Masih ada cinta tersisa, limitnya sosial kemanusiaan tersedia. Tegaknya idealisme menjadi condong, kemiringannya rentan roboh. Engkaulah, kekasih, penyanggaku.
Klik link : Lukislah angan bersamaku.
Klik link : Aku titip karya dan cinta.
September lalu sudah setengah windu perjalanan awal menuju keseriusan, persiapan sebelum berangkat perlu banyak perbekalan. Kita akan menuai hasil di kemudian hari. Teka-teki rumit seolah mesti kita tempuh walaupun mengunakan otak-atik semua refrensi. Kita selesaikan permainan puzzle ini bersama-sama. Pati, (13/06/2021).
Mawar Sastrajawa.