REVOLUSI KEHANCURAN.
Catatan – Kata lawan sepertinya semakin aneh terdengar di telinga, pun mengucapkannya sedikit ada rasa takut dan nampaknya berbahaya dilafalkan secara verbal.
Lantas bagaimana ketika kata tersebut mampu menggerakkan sekaligus dapat mewujudkan cita-cita Bangsa dalam sila ke 5 dari pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nyatanya sila itu sampai saat ini masih menjadi cita-cita yang tidak terealisasi. Rakyat kecil merindukan terkabulnya doa itu, sejauh ini hanya birokasi dan para anteknya yang mengindahkan kekayaan, seharusnya diadili oleh rakyat. Ketidakadilan terus saja ada dalam kehidupan masyarakat proletariat.
Baca Juga : Selamat datang di abad kehancuran.
Baca Juga : Periodesasi abad kehancuran.
Segalanya bisa dimainkan, penguasa akan bersikeras bagaimana orang kecil kesulitan makan tetapi tetap dipaksa untuk membayar upeti. Alibinya para pengusaha telah membuat lapangan pekerjaan bagi rakyat tanpa memikirkan dampak alam dikemudian tahun.
Baru beberapa tahun berjalan, gunung sudah dangkal mendalam melebihi kedalaman laut. Cerobong pembakaran pabrik meluap mengakibatkan pengap polusi udara. Di antara bangunan megah, kok ya masih ada rumah tak layak huni tapi masih ditempati.
Gedung-gedung pencakar langit terselip gubug menjepit suasana delik. Mayoritas orang tidak menghendaki kehancuran, terkalahkan dengan minoritas yang terus-menerus melakukan perbuatan menuju kehancuran.
Foto : Revolusi Kehancuran, Mawar Sastrajawa. |
Apakah masih mempan melawan dengan kata-kata? Saatnya bergerak dari perjuangan kata. Sistem hanya menguntungkan sepihak harus kita runtuhkan demi pemerataan keadilan.Mari kita pertebal keraguan kepada mereka yang mengatasnamakan bangsa, tapi malah mengacaukan bangsa. Kita semua tidak mengira jika mereka adalah penggembala menggiring hewan ke tempat penjagalan. Perlahan akan digiring ke abad kehancuran.
Revolusi kehancuran akan terjadi jika tidak ada kesadaran tentang musnahnya alam manusia. Perlu diketahui bahwa merubah sistem yang tertata kuat memang sulit. Masuk sistem dan merubahnya saja jika tidak memiliki power akan hanyut tergiring arus.
Keadilan dan kemakmuran hanya jadi dongeng fiksi sebelum tidur. Kaum proletar hanya dapat memimpikannya tanpa bisa menikmati kemerdekaan secara utuh.
Klik link : Anjing dari mulut manusia.
Klik link : Melakukan kebaikan demi menutupi keburukan.
Dari masa ke masa hanya berganti pemain, namun sistem tetap sama. Bagaimana Negara bisa maju? Pemimpin sekarang dulunya adalah aktifis pembela kebenaran, sekarang tidak seperti dulu dikoarkan, lebih dusta dengan perkataan.
Bisa jadi aktifis sekarang menggemborkan perlawanan dan keadilan, esok hari juga akan lebih menindas masyarakat karena telah memiliki kedudukan strategis. Sangat ampuh menggulung hak rakyat, bisa seenaknya membeli lahan dan nyawa.
Ketika kehancuran semakin menjadi, ketika tidak ada tabib mampu mengobati. Revolusi menjadi opsi. Memperbaiki sesuatu yang rusak lebih sulit, lebih baik rombak dan ganti baru. Blora (05/05/2021).
Mawar Sastrajawa.