MAAFKAN AKU NYAMUK.
Catatan – Malam ini aku membunuh 41 nyamuk, sejak magrib sampai jelang pagi. Maafkan kejahatan yang aku lakukan, nyamuk.
Foto : Maafkan Aku Nyamuk. |
Aku tidak bermaksud menghilangkan nyawa kalian, padahal sudah nyalakan obat pengusir nyamuk dan pakai selimut. Masih saja telapak tanganku menggepengkan tubuhmu.
Apakah berdosa diriku atas keburukan sikap? Terbang hidupmu aku jatuhkan hingga melayang ruhmu. Tepukan tangan sangat menjatuhkan sayap dan proboscis penghisapan.
Maafkan aku nyamuk. Tanpa aku ketahui anak-anak yang kalian tinggalkan menjadi yatim piatu. Juga benih yang akan kalian telurkan di air genangan esok hari jadi putus generasi.
Baca juga : Aku adalah air putih.
Baca juga : Anjing dalam diri manusia.
Jasad berlumuran darah terkadang membekas kering berhari-hari, hanya mengambil 0.1 mililiter, aku tega membunuh. Takdir pendek usiamu aku pangkas, dengan tanpa gigi kau sedot darah nyawa amblas.
Maafkan aku nyamuk.
Hidupnya pendek tapi selalu jadi perburuan manusia, Adamu sejak zaman dinasaurus, tidak punah walaupun setiap hari jutaan ekor terbunuh. Dengungan sayap mengusik telinga, hisapannya bentolkan kepala.
Nyamuk selalu profesional menjadi hewan pencari cairan merah. Tanpa peduli siapapun sasarannya, pejabat atau rakyat. Yang dilihat bukan nasab untuk dihisap, tapi darah untuk dilahap.
Klik link : Singa tak mengaum di kandang sendiri
Klik link : Tepuk tangan yang menjatuhkan.
Apakah engkau pernah merasa merugi karena pendek umurmu belum berkarya sudah mati tertikam tangan-tangan manusia? Kenapa tidak kapok menghisap darah bertaruh hilang nyawa?
Mayat-mayat nyamuk dibawa deretan semut ke persembunyian, bagaikan ingkung menyikapinya dengan upacara adat bangsanya. Blora (18/04/2021).
Mawar Sastrajawa.