DAGANG PERSELISIHAN.
Catatan – Era sekarang sudah amat sulit mendahulukan kemanusiaan daripada keegoisan yang menjauhkan diri dari jiwa sosial. Lebih memilih bertengkar berujung musuhan daripada berteman yang membawa ketentraman.
Foto : Mawar Sastrajawa (tengah) selfi dengan Malika (kanan) dan jojok (kiri). |
Sudi nan tertawa ngakak jika melihat ada yang jatuh. Iri ketika menyaksikan ada orang bahagia, juga berpeluang besar untuk mematahkan jalan kebahagiaan.
Dalam teori politik, siapapun yang berpotensi untuk mengganggu ketenangannya maka perlu dilenyapkan dan dibuang jauh-jauh. Serupa terjadi pada management marketing, yang selama ini bersaing secara tidak sehat.
Baca juga : Alam selalu cerita momen.
Baca juga : Lirik Jalan janji.
Berpikir bagaimana caranya agar tidak ada yang bisa berdiri selain dirinya dan bagaimana yang lain bisa tutup bangkrut gulung tikar. Cara kotor secara umum kerap dilakoni.
Dagang perselisihan menjadi sebab akibat manusia menghalalkan segala cara ketika tidak didasari rasa humanis yang tinggi. Tersedia arit berguna untuk memanen padi, bukan menggorok leher saudaranya sendiri.
Kita tidak bisa menyalahkan, bahwa sesungguhnya itu tidak perlu untuk dilakukan. Apakah terpikir efek samping terkait sangsi sosial, adat dan lainnya? apapun dilakukan demi menutupi kebutuhan.
Klik tautan : Bincang hiruk-pikuk dunia.
Klik tautan : Isi rumah sama dengan isi otak.
Pedagang perlu berhias diri agar banyak pengunjung, dagangan mesti ditata rapi agar pengunjung Sudi membeli. Jika perlu mainkan harga, mainkan kemasan, dan pelayanan. Sekarang hampir semua orang pedagang. Pesaing makin mengganaskan, ketika tidak kuat pasti terpental.
Pada posisi pembeli atau pengguna terkadang terbawa oleh ilusi penjual. Bukan hanya menyediakan kebutuhan kita, melainkan juga banyak menyediakan yang tidak kita butuhkan. Dipaksa untuk butuh, tapi manusia selalu membawa hawa nafsu. Blora (14/04/2021).
MAWAR SASTRAJAWA.