ANJING ADA DARI DALAM MULUT MANUSIA.
Catatan – Setiap
hari aku menemui anjing keluar dari mulut manusia, fenomena tersebut terjadi
pada banyak mulut dan waktu. Perkembangbiakan anjing teramat gampang, keluar dari dalam mulut manusia bukan hanya anjing melainkan seluruh isi kebun
binatang.
Kata itu seolah menjadi kalimat wajib dalam menggabarkan sesuatu hal yang tidak baik. Pastilah semua orang tidak ada yang tidak pernah berkata kotor. Tak peduli pria atau wanita, rakyat atau pejabat, muda atau tua.
baca juga : Aku yang salah atau ku yang benar.
baca juga : Menyapa jiwa.
Berucap kotor tentu dari pikiran yang kotor, tidak menutup
kemunginan akan melakukan perbuatan yang kotor pula. Manusia tidak bisa lepas
dari sesuatu yang tidak baik, tapi senggaknya berikhtiyar mengurangi perkotoran. Anehnya,
semua tahu tersebut tidak baik untuk dikonsumsi tetapi apa daya sifat buruk
telah mendominasi.
Anjing kerap kali menjadi korban, tanpa berpikir apakah
memang benar anjing serba salah? Padahal Ia sedang bersantai dengan majikannya,
namanya tetap disebut pada ujung bibir manusia. Lalu bagaimana nasib anjing
ketika mengetahui hal itu? Coba rasakan bagimana jika anda yang menjadi
binatang tersebut? Apakah sempat terlintas di benak anda, bung?
Foto : Mawar sastrajawa melukis tokoh pejuang kebenaran yang di lupakan. |
Sekarang mulut manusia menjadi tempat bersemayam oleh para
anjing dan hewan-hewan lainnya untuk dikonsumsi sesuai kebutuhan. Sebab apa komunitas
hewan menjadi kebanggaan dalam menggambarkan ketidak-puasan? Bibir yang sesempit
itu dapat dijejali apapun, sayang sekali yang keluar dari bibir orang tidak
selalu kebaikan, ketidak-baikan atau kebaikan yang paling banyak?.
Anjing yang sebenarnya telah berjalan sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai hewan. Tapi, sifat buruk anjing dimiliki kebanyakan manusia, sekalipun ada di istana tetap saja anjing. Sifat keanjing-anjingan sepertinya menantang Tuhan untuk segera menurunkan limpahan murkaNya.
klik tautan : Berkembang mendalam.
klik tautan : Gembel jadi hantu penampakan.
Dini hari sebelum ayam berkokok dan sebelum matahari memancarkan
sinar, sudah banyak manusia menjadikan manusia lainnya hewan. Cacian serta
menganjing-anjingkan sesama dimulai sedini mungkin dan berakhir selarut malam
jelang fajar.
“ANJING” ucapan lantang dan tegas secara entengnya tanpa
diminta sumbangan untuk berkata-kata tersebut. Semua bisa mendapatkan cibiran
itu karena mendapatkannya tidak pernah membeli dan sampai saat ini tidak ada
yang berjualan kata anjing. Atau kata lain yang bisa diusulkan. Blora (17/03/2021).
Mawar Sastrajawa.