PUTUNG ROKOK BAWA BENCANA
Pertanyaan yang timbul pasti, apa mungkin? dan memang tampak konyol. Merokok adalah hak manusia untuk melakukan atau tidak. Aku menyoroti bukan permasalahan merokok tetapi membuang putung rokok, jangan sembarangan.
Terlihat kecil dan terlihat tidak terpengaruh. Sudah ada asbak atau tempat sampah lain kiranya tidak mengotori tempat (area). Semisal membuang putung rokok dalam rumah atau menganggap bumi adalah asbak. Sungguh tak berakhlak.
Foto : Putung Rokok Berserakan |
Jikalau memang menganggap bumi itu asbak atau tempat sampah artinya seluruh manusia yang tinggal di bumi adalah sampah. Aparat dewan, presiden, rakyat, kaum marjinal, borjuis dan proletar adalah sampah.
Belum lagi benda-benda yang lain. Sampah kok hidup, sampah kok jualan, sampah kok jadi pemimpin. Dasar sampah. Sampah saja bisa jadi sarjanawan apalagi kalau tidak sampah. Sampah macam apa.
Mulailah membuang putung rokok pada tempatnya. Mulailah dari hal yang paling kecil. Siapa yang tahu kalau banjir di Jakarta sebab sumbatan putung rokok yang membeber pada sampah lain. Sampai saat ini ada juga pegawai sampah (pemulung) kesulitan memcari sampah, Gerobaknya kosong.
Sekarang zamannya perlombaan mengemas sesuatu agar terlihat istimewa selepas entah dalamnya kayak apa. Tertipu dengan kemasan yang keren padahal isi sama saja bahkan bisa dikatakan lebih mahal, kemasan itulah yang nantinya mangkrak menjadi sampah.
Dinas terkait belum maksimal dalam penanganan sampah karena terlalu banyak dan pengelola terbatas. Di daerahku terupdate pendapatan sampah setiap hari ada 560 ton. Hanya 15% masuk TPA.Asumsinya satu orang berapa kilo per hari. Terus ketemulah angka itu, Jika disebutkan sampah apa saja tentu sangat melelahkan.
Angka sedemikian menumpuk dan mengerak, ya kira-kira bisa disebut menggunung, daur ulang pun tidak semuanya. Maka membakar sampah adalah pilihannya.
Permasalahan serius harus segera ditangani, tak hanya berhenti mengkritisi, sudah tahu pemerintah tak bisa menangani kok. Masyarakat dapat membantu meminimalisir sampah. Semisal mengurangi penggunaan kantong plastik warga diminta ketika belanja membawa wadah sendiri. Seperti dicontohkan, Di wilayah Denpasar bali sudah di terapkan hal sedemikian, malah menjadi undang-undang pemerintah kota. Warung/toko dilarang menyediakan plastik. Bukan persoalan apapun, hal demikian malah menjaga kearifan lokal, lingkungan sehat pasti terjadi.
Manusia mengotori karena sudah ada kotoran di tempat itu. Jika steril tanpa kotoran, terasa sungkan jika ia mengotorinya. Hal ini karena terkumpulnya sesuatu yang kecil menjadi satu.
Putung rokok itu hal kecil, siapa sangka, apa yan terjadi jika putung rokok deklarasi dan bersatu, bencana besar pasti terjadi. Belum lagi sampah lain yang simpatisan. Wah, malah lebih mengerikan, jum’at (08/03/2020).