AWAL MASUK TAHUN.
Catatan – Awal tahun secepat ini dunia berumur. Aku belum saja bergerak. Masih
tetap pada bayangan, imajinasi, atau apalah yang ada di pikiran. Peralihan tahun
tentunya bertambahnya nominal dalam bilangan tahun. Waktu kian bertambah
sementara umur bertambah dan harus selalu berpikir hal apapun.
Foto : Lukisan Mawar Sastrajawa ‘Guru Intlektual.’ |
Demikian rupa majunya
ilmu pengetahuan teknologi makin canggih buat waktu yang sepertinya singkat.
Setahun serasa sebulan, sebulan serasa sehari, sehari seperti selayaknya angin
menghembus. Jangan sampai termakan oleh zaman. Jangan sampai zaman
mengendalikan kita. Artinya terkendali oleh era serba canggih. Amat bagus juga
karena dapat meringankan tenaga manusia. Sehingga lebih enjoy tak banyak
keluarkan tenaga namun apa daya kalangan menengah ke bawah justru makin
bimbang. Apa yang seharusnya mereka kerjakan sebagai lahan penghasilan justru
dikerjakan serba mesin.
Lantas bagaimana menyambung
kehidupannya? Apa mengikuti kehidupan selayaknya pemodal? Berbohong diri ikut
kaum elit sangat memalukan. Umat atasan yang seharusnya mampu mengikuti
kehidupan umat bawah. Kini umat bawah yang terpaksa mengikutinya.
Baca juga : Mencari apa?
Baca juga : Kenal diri sendiri.
Perbaiki pasar agar dapat
berdagang layak. Perindah taman untuk kemajuan daerah. Perbagus trotoar guna
jalan bayi. Perluas dan perbanyak jalan tol mempercepat laju
tujuan. Katanya untuk seluruh masyarakat. Sadarkah hanya kaum menengah ke atas
yang menikmatinya. Keadilan sama sekali tidak merata. Memang adil tak harus
sama. Lebih berpotensi keperbiadapan daripada keberadaban. Indahnya daerah,
majunya daerah!.
Hanya daerahnya yang
maju. Kira-kira masyarakatnya maju atau tiidak ya? Katanya hukum pendidikan mencerdaskan
kehidupan. Pendidikan seharusnya yang membuat suatu pasar. Bukan pasar yang
membuat pendidikan. Kursi pendidikan melahirkan manusia terdidik sehingga mampu
membuat pasar. Bukan pasar membutuhkan tenaga ahli lalu membuat sekolahan sesuai
kebutuhan pasar.
Dalam hal ini pemuda
mempunyai semangat yang tinggi. Semangat mengalahkan semuanya. Produktif untuk belajar. Sampai berkarya. Jiwa idealis yang kokoh. Pemuda hebat pemuda
yang mempunyai potensi dan menekuninya sehingga memunculkan hasil.
Klik tautan : Benar saja salah.
Klik tautan : Lebih hina dari pengemis.
Saat kini, yang menjadi
pertanyaan, masih dan mampukah pemuda mempunyai potensi dan mengembangkannya? Atau bahkan mungkin kaum tua lah yang punya semangat muda? Masih menggunakan
slogan semangat muda. Ganti saja slogan; “semangat tua,” pada zamannya tua
telah usai jadi pemuda dan sampai tua, jiwa kepemudaan masih tertancap
dalam-dalam di dada petua.
Saat pemuda dualisme
goncanglah suatu daerah yang kian akan membawakan bangsa. Lihatlah. Jangan
terkicau dengan kaum atas penuh pembodohan itu. Hanya diam dan berbuat konyol banyak yang
terkagum-kagum dengan bertepuk tangan. Bermaksud meninggikan dalam
penghianaan. Tidak jauh berbeda dengan anak nyamuk terbang kemudian bertepuk
tangan untuk mematikan. Blora (02/01/2019).
Mawar Sastrajawa.