bicaracatatandinginFajarmalammentariufuk

BICARA DENGAN FAJAR, MENTARI INTIP UFUK.

Advertisements

Catatan – Bersembunyi diri dibalik sarung, mendekap fajar sesungguhnya masih belum muncul. Si nyamuk pun ikutan kedinginan menyelinap dalam sarung sembari hisap darah ‘O’ ku bak drakula kelaparan.

Aku menatap dari celah jendela, langit masih menyembunyikan bintang. Sementara aku berada di sisi timur rembulan, menyapa sang surya sedang prepare menunggu panggilan dari ayam jago.

Advertisements
Foto : Bicara dengan Fajar, Mentari Intip Ufuk. Blora (09/01/2021).

Terlelap dalam keliling ganasnya nyamuk dan dingin tidak bisa dipungkiri bermimpi diluar harap. Hati yang haus cinta dan kasih ini selalu mencoba cari serpihan harapan cinta.

Sepatah obat nyamuk saja asapnya meludahi mancung hidung. Jauh terdengar di telinga suara lantunan tarhim dari bibir toa. Sementara diri masih menemani begadang kelelawar, semakin kantuk sesekejap engkau kekasih hadir pada kedipan panjang.

Advertisements

Klik : Malam kelabu.

Klik : Binar terang dalam kelam.

Advertisements

Berbicara dengan fajar aktivitas sejak lama. Ia selalu memberi banyak inspirasi segar. Wajar manusia memiliki kata semangat pagi, namun menjadi tidak lazim dengan diriku, kataku yaitu ‘Semangat malam’.

Semangat tersendiri ketika berbicara dengan malam dan fajar, sesampai pagi tiba aku membawa semangat atas perbincanganku dengan fajar sebagai ekspektasi esok. Dan pagi tidak sepenuhnya sesuai angan malam.

Advertisements

Baca juga : Renung gelap.

Baca juga : Kegelapan itu bernama malam.

Advertisements

Tarhim berganti dengan seruan gema adzan sekaligus peringatan pentingnya sholat dari pada tidur. Bukan hanya satu sumber suara, tapi seluruh masjid dan langgar.

Inilah fajar yang asli, karena ada juga fajar yang palsu. Beberapa saat kemudian mentari mengintip ufuk. Pedagang sayur ramai membelah embun.

Advertisements

Blora (09/01/2021).

Advertisements

Silahkan Komentar