GEMBEL JADI HANTU PENAMPAKAN.

Catatan – Padahal
tidak ada pemasukan yang jelas untuk menyambung kehidupan. Berbagai sudut
pandang motif kehidupan para gembel tak jelas arah tujuannya membuat masa depan
memungkinkan suram.  Memang beberapa
senior gembel atau gembel sepuh yang
telah berhasil dalam penggembelan, ia mampu cukup menyambung hidupnya bahkan
mampu menghidupi pikiran manusia banyak.

Foto : Gembel Jadi Hantu Penampakan.

Sampai
saat ini tidak ada yang jelas siapa yang masih aktif dan mampu menahan jeritan
perut senantiasa meramaikan fikiran. Orang tahunya hanya rebahan,
tiada tahu isi hati dan isi perut. Karena begitu banyaknya manusia yang
tidak mapan hidupnya. Tidak ada yang memelihara, menyebar seperti jamur mati
satu tumbuh seribu dan semakin tercekik menjerit.

Seperti
pagi ini terasa cukup dingin untuk melakukan aktifitas selayaknya gembel; namun
sangat panas di area perut karena belum ada amunisi untuk mengganjalnya. Tak
ada tanda-tanda kehidupan manusia akan meleintas apalagi akan berteduh, befff;
manusia terlalu tersibuk dalam kepentingan diri sendiri, kepada saudara saja
belum dipentingkan, mungkinkah perwakilanku yang sejahtera hidup dapat sedikit
melirik pun sudah bagus.

Tidak. Tidak boleh berprasangka yang tidak semestinya
aku prasangkakan. Masih punya keyakinan untuk tetap dapat menghiasi kota dengan
kotoran fikiranku. Untung saja pertugas pembersih sampah tidak tahu kotoran
fikiran, jika tau bisa habis diangkut kendaraan pengangkut kotoran.

Baca Juga : Lebih hina dari pengemis.

Baca Juga : Dampak sampah non organik.

Demikian
rupa dunia begitu terang tanpa secuil keburaman melanda bumi mustika, jagat
raya bisa digenggam dapat mengetahui hal yang tidak terjangkau indra. Orang
menyebutnya kehidupan ini dunia milenial. Sangat bertolak belakang dengan dunia
kolonial. Apa pun bisa didapat secara cepat dan instan. Terbenak dilintasan
fikiranku, mungkinkah kesuksesan bisa juga instan?.

Memanggil
saja jarak jauh didapat. berdiskusi atau apalah dengan jarak ukuran bisa
digapai oleh tangan bahkan jari-jari tangan mengikuti persandiwaraan. Aku
hanyalah manusia gembel tak percaya tentang hal cepat itu, belum bisa melakukan
selayaknya manusia milenial melakukan. Keterpaksaan kondisi mampu
memasuki fikiran manusia melalui cipta mereka. Mengetahuinya dengan jarak jauh
pula, namun tak mampu berdiskusi, hanya saja bincang antara pikiran dan hati. Blora
(29.09.2018).

klik tautan : mahasiswa, antara rakyat, pejabat dan aparat.

klik tautan : kenal diri sendiri.

Hidup menjadi gembel masih dipandang rendah, tidak ada
ketetapan bertempat tinggal. Seenaknya mau tinggal dimana saja, di bawah
jembatan, emperan toko, di rerumputan taman, sampai di gapura selamat datang. Saat
lapar menjadi incaran adalah di tempat-tempat pembuangan sampah. Memulung sisa-sisa
makanan bercampur kotoran dan kosmetik.

Sejak zaman batu sampai masa kini masih tetap
direncanakan kesejahteraan masyarakat. Syarat dan ketentuan berlaku. Si gembel
sama sekali tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan. Penampakan tidak mengenakkan, malang. Ia selalu mimpi buruk, penegak hukum baginya adalah hantu di
tengah keberlangsungan menikmati hidup.

Mawar Sastrajawa.