818bloracatatancintaeksplorasiimajinasi

JAM 8:18 MALAM DALAM PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN CINTA.

Advertisements

Catatan – Pukul 8:18 malam, pada kisah Arya dan Sella dalam perjuangan mempertahankan cintanya, dalam perbincanganya selalu ada saja persoalan yang mereka hadap.

Memasuki tahun ke-3 pacaran, yang dinantikan dan selalu dipertanyakan seorang wanita kepada laki-laki adalah kapan?. Kapan kepastian itu? Kapan kamu akan ke rumah? Kapan kamu perkenalkan aku pada orang tua mu? Kapan? dan kapan?.

Advertisements

Secara sikap mereka berpacaran ketika bertemu dengan orang lain, tidak menganggapnya sebagai obat nyamuk melainkan diajak ngobrol selayaknya semua teman.

Itulah sebab mereka dipandang harmonis, tidak pernah punya masalah dan selalu ceria. Namun jarang ditampakkan kepada kawan permasalahan yang mereka alami. Baik ditampakkan melalui verbal atau non verbal.

Advertisements
Foto : Ilustrasi.

Hari telah gelap, saat berdua barulah Arya dan Sella berbincang atas masalahnya:

“Apakah ketika aku dekat dengan cewek kemudian berpotensi mendekati sampai terlarut. Kamu cemburu?” Tanya arya namun sella hanya tersenyum sembari menyedot es teh. Dan Arya melanjutkan pertanyaannya “Jika 5 tahun lebih dan tetap bertahan. Apa keinginanmu agar kita tetap selalu bersama?”.

Advertisements

“Setiap manusia tak ingin tetap selalu pacaran inginkan hubungan yang lebih serius” jawab Sella lembut.

Klik : Dialog bersama alam.

Advertisements

Klik : Wanita terbaik hidupku.

“Jika aku tidak serius, aku tak mungkin mengatakan dalam hati padamu sehingga kita tidak akan pernah terjadi pacaran” imbuh Arya.

Advertisements

“Setiap orang serius bukan saja di katakan dalam hati. Kenyataan hanya butuh kepastian” jelas Sella.

“Nyatanya selalu aku pertahankan sampai sejauh ini perjalanan kita. Sekalipun pernah retak” Arya coba meyakinkan “Aku tahu apa yang kamu rasa. Kita mengharapkan hal yang sama tentang apa yang menjadi keinginan. Memang baru sebatas ini yang aku bisa, sayang. Sangat kecil. Perjalanan kita masih panjang, mari kita atur laju armada cinta”.
Baca juga : Kedekatan yang jauh.

Advertisements

Baca juga : Menanti kabar kekasih.

“Dari sudut pandang lain. Wanita ingin dibelanjakan, Ingin dimanja. Tapi aku bertahan tanpa semuanya. Yang ku tahu sebuah kesederhanaan. Sungguh kecewa jika aku berharap berlebihan” kata Sella.

Advertisements

“Omong kosong. Cinta tak seindah cerita. Cinta sebenarnya sangat berbeda dengan yang kita alami, sella” kata Arya “Aku belum bisa menuruti seluruh keinginanmu. Dan aku sepakat dengan semua perkataanmu tadi.

“Ya begitu” angguk Sella “Uneg-unegku banyak jika aku omongkan. Tapi aku mencoba ikhlas”.

Advertisements

“Tentang apapun yang terjadi. Sekarang adalah bagian dari pada itu” harap Arya “Dan mungkin bisa lebih pedih atau kebahagiaan yang akan kita bawa”.

“Semangat. Jika ingin bersamaku. Entah dari mana aku hidup dan bertahan”

Advertisements

“Esok hari akan aku kasih apapun”

“Usia semakin menua, tiada yang tahu hidup dan mati seseorang.” Kata sella.

Advertisements

Ulas juga : Idealisme cinta.
Ulas juga : Rasaku masih sama saat awal bertemu.

“Jangan lupa ziarah ke kuburanku, ya. Tabur bunga mawar ketika nafasku terhenti mencintaimu”

Advertisements

“Aku berharap, kau menua bersama pasanganmu” harap sella.

“Jika tidak. Mati muda tanpa siapapun” Arya memotong bicaranya sella.

Advertisements

Entah jodoh siapa yang selalu kita jaga. Manusia hanya bisa usaha dan berharap.

“Aku mau nangis dulu ya?” Pinta arya.

Advertisements

“Ingatlah, arya. Ada seseorang yang harus kamu perjuangkan” pungkas sella.

Jam 10.03 malam memisahkan perjumpaan mereka. Saat itu gelap hari serasa tenang, burung gereja menikam kabel diatas tiang listrik. Arya dan Sella bersatu dalam pancaran harap dan do’a.

Advertisements

Blora, (21/8/2020).

Bonus artikel :

Advertisements

1. Ujian cinta.

2. Aku, kamu dan cerita yang tak pernah usai.

Advertisements
  1. Ada impian meski sepercik embun.

4. Diguyur asmara.

Advertisements

Silahkan Komentar