KOPI GILA | MAWAR SASTRAJAWA.
Catatan – Kopi bisa menambah
inspirasi. Kini kopi hanya bisa dirasakan dalam bayangan. Artinya tidak ada
kopi malam ini. Walau tanpa kopi harus tetap berinspirasi. Munculnya inspirasi
tak hanya dengan kopi.
Dengan apapun, dari apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dicium, dan disentuh. Melihat sesuatu bisa saja tak berfikir
sesuatu itu, bisa lebih melihat dari apa yang difikirkan. Bahkan, dapat ingat
momentum masa lampau.
![]() |
Foto : Kopi Gila. Blora (31/12/18). |
Momentum apalah. Dari
menyenangkan hingga menyedihkan, mengenaskan jadi mengesankan, membanggakan
jadi mengecewakan. Tak jarang terdiam tiba-tiba tertawa sendiri karena teringat
suatu hal _ seperti orang gila.
Atau mungkin orang gila
itu daya ingat dan imajinasi sangat tinggi melebihi dari kewarasan orang waras.
Jika iya, luar biasa banget orang gila. Begitu masih saja orang waras mengatai
“dasar orang gila,” apa orang waras tidak lebih gila. Padahal sudah terbukti
secara ilmiah orang itu gila masih saja dikatai seperti itu.
Lantas bagaimana si gila
mengatai si waras? “Dasar orang waras,” heuheuheu. orang gila jauh lebih
waras bukan?. Serba terbalik, orang gila mengaku waras, begitu sebaliknya.
Liberalisme kewarasan dan kegilaan.
Baca juga : Secangkir Kopi Pagi.
Baca juga : Kegelapan itu bernama malam.
Ketika sang gila mendapat
kewenangan untuk gaya hidup bebas. Jadilah orang gila, makin gila makin bebas
berekspresi dan berkarya di depan muka sang pewaras yang tak berekspresi dan
tak punya karya. Hanya mengata-ngatai saja dan berlagak waras.
Tengah berjalan sang gila
di sore bolong. Bergaya selayak umumnya orang gila. Tiba-tiba sang waras dengan
motornya ngebut hampir saja menabraknya, untung masih bisa dikendalikan dengan
cakram.
“Orang gila guoblok!!!!
Berjalan ditengah jalan. Hampir saja ku tabrak. Bisa jalan atau tidak!?,” Marah si waras.
“Orang waras guoblok!!!!
Nabrak orang gila saja tidak bisa, padahal tinggal sejarum. Bisa naik motor atau
tidak?!!!,” teriak si gila.
klik link : jancuknya aku.
klik link : putung rokok bawa bencana.
Maklumlah orang gila
semacam itu. Si waras malah gila. Orang gila dikatai goblok, ya tentulah. Orang gila pandai pasti jadi pejabat. Dasar, kewarasan yang menggila.
Kewarasan dan kegilaan
perlu dipastikan terkait kebenarannya. Banyak orang terlihat waras rupanya.
Manusia setengah waras amat mengusikkan kesehatan, tak dapat diambil manfaatnya lebih
baik buang saja. (Mawar Sastrajawa).