cintaOpini

LEMBAR CINTA

Advertisements
Lembar cinta.

Ada perasaan yang baru sekitar 2 bulanan tiba dan membuka kedua mataku. Untuk kesekian kali, aku ingin bersi-keras mengikuti perjalanan dan mencari-cari di mana sesungguhnya cerminan diriku berada. 

Advertisements

Belum lama gelisah menyandera jiwa dan hati. Kemudian ku datang berniat untuk kau kujaga. Belum sempat kutamatkan tugas itu, rasa kenyamanan itu datang menghampiriku. Bagaimana mungkin aku tak jatuh cinta? 

Jadi kini, kau tak perlu lagi bertanya. Hatiku ini sudah hampir kau rampas seutuhnya. Tak perlu rasanya kutulis berbaris-baris kalimat cinta, karena kita berdua sudah berusaha untuk jauh lebih manis dari rangkaian-rangkaian kata. 

Advertisements

Kau bahkan tak perlu menyematkan nama lain dalam perbincangan kita hanya untuk memastikan aku akan secemburu apa. 

Kita tak perlu bersusah payah, kita hanya ditugaskan untuk melangkah. Berdua.

Advertisements

Lagi, kau tak perlu berjanji untuk tak akan pergi. Berjanjilah saja bahwa kau ini bukanlah sebuah mimpi. Kau pergi setelah ini pun aku tak apa. Asal kau beri izin aku untukku mengejar dan mengikutimu. 

Aku mau kita benar-benar tersimpan rapi di dalam kepala. Menjadi yang paling ingin diingat dan dimaknai keberadaannya. Aku mau kita berdiri di atas ketentuan untuk saling menjaga. Aku mau, kita masing-masing menjadi satu-satunya. 

Advertisements

Terakhir, sebelum kau tersenyum lagi. “Aku jatuh cinta denganmu,” adalah milikku. Yang boleh menjadi milikmu hanyalah “Aku pun begitu.”

Blora, (21/10/2021).

Advertisements

Sekilas Info : Kirim naskah keren dan menarik anda di Catatan Niam Jamil. Atau bisa langsung kirim di Contak Kami.

Tentang Penulis : Abdurrahman Nasir, pria kelahiran Blora (2001) Saat ini aktifis media sosial. Sejak SMK menggeluti dunia kepenulisan.

Advertisements

Silahkan Komentar