MERUSAK BEREMBEL-EMBEL BONUS.
Catatan – Pertarungan ideologi merepotkan sekali, ampuh menghegemoni masyarakat melalui segala unit jalur. Tanpa harus terjun ke lapangan, sasaran juga tidak harus tahu siapa yang dihadapi.
Foto : Mawar Sastrajawa, bermain gitar. |
Berbagai aneka varian seni hegemoni dilakukan untuk memeluk paham yang digagas, tidak terkecuali diranah digital. Dalam bentuk apapun terus dikucurkan kepada pemirsa baik artikel, aplikasi, film, visual, meme, poster, pamflet, warna, sampai pada iklan.
Berembel-embelkan bonus saat mengklik atau menonton iklan, pun ada aplikasi yang memang fokus menampilkan video, Juga terdapat bagian yang menghasilkan uang dan cocok untuk mengantongi pendapatan.
Baca juga : Periodesasi abad kehancuran.
Baca juga : Lirik gelitik.
Dari banyaknya konten yang tersuguhkan apakah cenderung memberi edukasi baik atau buruk? ada nyerempet-nyerempet porno banyak dicari. Pengajar dan pelajar hadir sebagai user, sangat antusias mendukung kehancuran bangsa.
Aku tidak tahu sesungguhnya mana yang salah dan yang benar. Cukup memberi jawaban bahwa, anak kecil-kecil tidak punya ketakutan lagi dengan orang tua. Panggilan gadget lebih diprioritaskan tinimbang omelan ibu.
Ruh jahat lebih kuat kemudian mengubah mindset kecenderungan online. Ruh baik tersingkir, ia hanya bisa berdoa di bawah pohon, semoga raga tersadarkan.
Klik link : Penulis adalah sampah.
Klik link : Mulut manusia anjing.
Jika dihitung berdasarkan rusaknya moralitas tidak sebanding dengan pendapatan berbonus. Masa depan kusam, mana bisa kita menuju masa silam.
Kecerdasan dibatasi, teknologi selalu di jejalkan, hanya sebatas pengguna. Di saat ideologi dikuasai, otaknya telah mati. Kita seperti hanyut di tengah laut lepas kehabisan tenaga, hanya bisa berharap adanya pertolongan.
Pertolongan pasti ada, tapi apakah ada yang mau ditolong? Orang tersesat tapi tidak sadar kita jika ia tersesat. Itu dia, tersesat tapi enak. Belum tahu punya watak persuasif yang menjerumuskan kebobrokan. Blora (15/04/2021).
Mawar Sastrajawa.