catataneksplorasiINSPIRASImeditasinulispenulissampah

PENULIS ADALAH SAMPAH.

Advertisements

Catatan
Menjadi seorang penulis memang tidak gampang, dari melihat para penulis-penulis
yang sudah terakui pada kepenulisannya memang terlihat mudah sekali dan sebagai
pembaca budiman dapat menilai dengan mudah berdasarkan persepsi masing-masing.

Foto : Sedang menulis. Blora , (25/03/2021).

Ketika tidak
terbiasa dengan menulis maka akan kesulitan, sama seperti pisau yang tidak pernah
diasah-gunakan. Kemudian, jika menulis tanpa membaca juga tidak sehat. Di sini
membaca multi tafsir, baik itu membaca secara tekstual atau kontekstual.

Advertisements

Aku pernah
berada pada titik ketakutan dalam menulis karena dari apa yang kutulis
dikemudian hari benar-benar terjadi. Bukan menulis yang sudah terjadi, tapi menulis
karangan yang kemudian itu menjadi sebuah kenyataan, entah terjadi pada diriku
sendiri atau pada orang lain. Apakah ini yang dimaksud menulis itu butuh
keberanian? Berani mengambil resiko atas konsekuensi-konsekuensi yang menimpa.

baca juga : Membakar sampah.

Advertisements

baca juga : Akibat sampah tak kunjung musnah.

Pernah diri
bertanya pada Dosen psikologi atas keresahan yang melanda, Beliau mengaku
dengan apa yang dialami tak jauh berbeda. Memerlukan energi besar untuk menulis
kata-kata dalam paragraf-paragraf. Menulis bukan hanya sekadar menulis, juga
memikirkan seluruh hal. Terkadang baru menulis sedikit sudah menghabiskan sebungkus
rokok.

Advertisements

“Penulis
itu sampah, dik, makanya segala sesuatu yang keluar dari penulis adalah sampah.
Kamu itu sampah, dik, jangan bangga.”

Jika tersebut
merupakan kebenaran artinya sampahlah yang mampu merubah dunia. Saat tidak di
tempatkan sebagaimana mestinya maka akan mangkrak, membusuki apapun yang suci. Jangan
salahkan kami menghias dunia dengan sampah. Semakin dibatasi semakin tak
terbatas. Aku mendapatkan ide dari anggapan yang tidak berguna, olahannya hasi
memungut limbah bukit kecerobohan kehidupan ini.

Advertisements

klik tautan : Pengembangan Ego.

klik tautan : Kegalauan pemulung.

Advertisements

Kutuliskan
puing-puing sampah dari lubuk jiwa pikiran. Sekalipun mengonsumsi kotoran tetap
akan mengeluarkan buah karya keindahan. Di muka bumi ini prasasti-prasastiku
menyusup dalam menghantui jiwa-jiwa manusia yang berselisih dengan konsep
kemanusiaan.

Aku akan
berhenti menulis ketika sudah tidak ada sampah lagi untuk kujadikan narasi. Sampai
saat ini aku baru sedikit cuil menulis sampah, masih bayak lagi sampah yang belum
tersusun. Aku berharap tidak ada sampah lagi sehingga henti menulis, tapi
sampah selalu ada dan sumbernya dari manampun dan dari apapun. Blora (25/03/2021).

Advertisements

Mawar
Sastrajawa.

Advertisements

Silahkan Komentar