SEPARUH LAPANGAN | MAWAR SASTRAJAWA.
Catatan – Di atas trotoar aku duduk beralaskan tikar milik kaki lima, senja hari itu memesan teh panas sembari nikmati anak-anak bermain bola setengah lapangan di stadion Kridosono.
Benih skill masa depan bisa aku lihat ketika pemain nomor punggung 9 melewati 4 musuh. Postur tubuh terbilang pendek daripada pemain bertahan dan sayap musuhnya.
Konsentrasi saat menggocek gelindingan bola tidak sedikit pun terkecoh dengan tuan dan nona manis yang sedang joging disertakan hingar-bingarnya sambal penyet.
Foto : Di atas trotoar tonton bola separuh lapangan. |
Pemain dengan nomor punggung 28, meski hanya mengandalkan postur ketinggian berhasil lempar umpan ke nomor punggung 9 dan akhirnya mencetak gol.
Keseriusan mereka dalam bermain sepak bola semoga dapat diperhatikan kepada pemerintah yang membidangi. Semula permainan mereka tertutup oleh 4 tembok kokoh yang tinggi, tapi kini tembok itu harus roboh padahal tidak bersaah.
Baca juga : Cerita momen alam.
Baca juga : Perangkat lunak keras.
Jangan malu dengan pedagang kaki lima yang secara gamblang melihat kekalahan dan kemenangan kalian, kadang-kadang tendangan kalian sampai menyentuh pasak tendanya.
Apapun hasilnya, sportifitas terpampang usai berakhirnya pertandingan tetap jabat tangan dan gotong-royong mengangkat gawang bongkar pasang ke tepian.
Klik link : Jalan Janji.
Klik link : Periodesasi abad kehancuran.
Wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir beriringan dengan toa masjid-masjid menyalakan file ngaji sebelum magrib. Laron pencarian cahaya dengan bebas layang karena tidak ada si cicak, kebingungan temboknya dekat lampu sudut sudah telah roboh.
Aku bangun dari duduk di trotoar untuk pulang, sekalipun anak-anak pemain bola berjalan kelelahan meninggalkan medan lapangan dengan menenteng botol minum. Blora (10/04/2021).
Mawar Sastrajawa.