SETAN PUN MENUNGGU ADZAN MAGHRIB.
Catatan – Seorang pemukul benderang di serambi masjid bukan berarti seruan untuk perang. Hal tersebut merupakan sebuah bentuk atau bisa dibilang pengumuman bahwa waktu sholat telah tiba.
Istilah di kampungku namanya ‘beduk’. Jika beduk telah di pukul tidak ada aktivitas berlangsung, seluruhnya berhenti. Yang mencangkul, dagang, belajar mengajar sampai rapat.
Foto : Mawar sastrajawa, setan pun menunggu adzan maghrib. |
Kami menganggap beduk sebagai seruan dan bergegaslah mengindahkan seruan itu. Sekalipun ada yang menganggap sebagai penanda waktu, bahwa sudah jam sekian – jam sekian, terserah.
Pada shalat berjamaah barisannya rapat dan lurus bak pasukan perang siap tempur. Begitu pula sebaliknya, ketika akan perang barisannya lurus layaknya sholat jamaah.
Ujian Tuhan selalu ada berdasarkan porsi masing-masing insan, setan salah satu mentor pengujinya. Tetap setia berpegang teguh senantiasa untuk selalu menyesatkan manusia ke seluruh level neraka.
Baca juga : Gembel, hantu penampakan.
Baca juga : Menyapa jiwa.
Orang tua selalu mengajarkan untuk berhenti beraktivitas di sore hari jelang maghrib atau peralihan siang ke malam. Tidak banyak memberitahu alasan kenapa seperti itu, juga tidur di waktu sore hari dibilang tidak etis dan tidak elok.
Waktu tersebut tanpa terasa menghipnotis keadaan kita. Ketika kita fokus mengerjakan aktivitas tertentu, waktu tiba-tiba sudah petang. Selain manusia yang menunggu adzan maghrib untuk menunaikan ibadah, setanpun ikut serta menunggu adzan maghrib untuk menggoda manusia agar tersesat di jalan yang tidak ditetapkan.
Yang menjadi pertanyaan ialah berapa banyak orang yang tidak tergoda? Apa motifasinya beribadah? Adakah yang murni 100% karena sang Esa? Secara lisan, iya. Hati manusia, siapa yang bisa menyelami?.
Klik link : Selamat datang di abad kehancuran.
Klik link : Pembohongan diri sendiri.
Memang ibadah tidak hanya sholat (dalam islam) banyak sekali jenisnya. Setan tidak mau kalah cara untuk menjerumuskan anak Adam. Begitu sulit membedakan antara laku setan atau bukan. Repotnya ketika setan telah menjelma menjadi manusia, pasti lipat ganda godaannya.
Jika sifat setan banyak dimiliki manusia, beban setan untuk menyesatkan terkurangi dan tidak repot-repot lagi mengelabui manusia. Cukup dengan memantau manusia yang saling sesat menyesatkan. Blora (12/03/2021).
Mawar Sastrajawa.