belajarilmuliterasipengetahuanStuntingwacana

STUNTING PENGETAHUAN

Advertisements

Catatan – Ilmu ketika tidak diasah atau diupgrade akan tumpul. Jika telah merasa pandai dan tidak mau belajar maka disitulah awal kebodohan terjadi. Jangan mengukur kapasitas ilmu seorang dari kelas di sekolah yang hanya terbataskan kisi-kisi kurikulum, kita sama-sama sering menjumpai perucapan orang baik di pasar atau dapur dan yang lainnya, bahwa banyak ilmu didapat berasal dari luar sekolah.

Foto : Stunting Pengetahuan.

Apa memang benar teori tidak seperti praktek? Sebenarnya yang terjadi yakni teori tersebut berawal dari praktek kehidupan nyata kemudian dinarasikan oleh ilmuan menjadi sebuah teori. Dan tidak berhenti pada situ, teori tidak ada kepatenan karena pengetahuan itu berkembang sesuai dengan zaman dan sumber daya manusia. Maka dari itu jangan jadi keras kepala yang hanya belajar dari satu buku atau yang disebutkan lainnya, teramat berbahaya dilakukan jika memandang hal dari satu perspektif.

Advertisements

Baca juga : Berbisnis pendidikan

Baca juga : Kuasa penjara

Advertisements

Semisal dalam ajaran agama meminta kita untuk selalu belajar ilmu apapun bentuknya, kapanpun waktunya, dimanapun tempat dan dengan siapapun. Segala hal butuh ilmu. Akal itu diberi ilmu, bukan ilmu yang diakali.

Ada ilmu dibidang kebaikan dan ilmu dalam bidang keburukan. Terkadang kita mengetahui ilmu yang tidak baik dan mengerti akan imbas tersebut, namun tetap saja melakukan. Aku yakin, seluruh koruptor itu orang yang berilmu. Mungkin ada yang salah dari caranya belajar dan atau dari ketegaan bahwa ia melakukan hal tersebut sangat-sangat merugikan lain pihak.

Advertisements

Artikel terkait :

Seragam penindasan

Advertisements

Ada konferensi dibawah meja

Perlunya belajar bagaimana caranya kita belajar. Seperti apakah belajar yang baik dan benar? Saat ini baik dan buruk sulit dibedakan. Apa yang dipandang tidak baik ternyata melebihi kebaikan laku kita. Begitu juga sebaliknya, kelihatannya saja baik, namun palsu semua.

Advertisements

Disinilah kita bisa menilik pada pembahasan awal, perlunya upgrade pengetahuan. Ada kesenjangan antara akal dan laku. Dari banyak kasus, orang benar-benar tidak tahu dan bertanya ingin tahu, tapi malah disalahkan karena pertanyaan dianggap receh oleh penjawab. “Makanya belajar, jika tidak tahu makanya tanya”. Loh, ia sedang bertanya untuk cari tahu, bung. Tanya saja disalahkan. Jangan heran, jawaban justru bisa lebih salah kacau. Sebaiknya belajarlah bagaimana cara belajar.

Bahkan mungkin penanya memang sengaja bertanya dan bermaksud menguji penjawab. Sebatas tanya cuma-cuma (dalam bahasa jawa ; nanggap). Itu penanya seolah tahu persoalan, padahal sama sekali tidak paham. Teramat membuat jengkel orang yang menjawabnya dan buang-buang energi seta waktu.

Advertisements

Lebih ngeri, disindir bahwa dia salah namun tidak merasa. Malahan menirukan bentakan. Jangan mencari ilmu hanya untuk berdebat dengan orang, carilah kebenaran. Jika memang dengan jalan berdebat yasudah berdebat. Disini kata ‘debat’ memiliki makna yang luas. Jangan hanya menganggap buruk debat. Sodorkan literatur yang telah diperoleh, tidak hanya boster (nDobos banter).

Masih banyak yang harus kita ketahui. Kita harus mengetahui apa yang telah kita ketahui dan tahu apa yang belum kita ketahui. (Apa yang kamu tahu dan apa yang tidak kamu tahu). Setiap insan memiliki selera tersendiri dalam berwacana, tanpa harus menyamakan pembelian buku.
Blora, (18/12/2020).

Advertisements

Rekomendasi :

1. Ayam kampus

Advertisements

2. Mahasiswa tak bersepatu

3. Pembebasan berwahana

Advertisements

2 komentar pada “STUNTING PENGETAHUAN

Silahkan Komentar