TERHIMPIT | MAWAR SASTRAJAWA.
Catatan – Terhimpit keadaan, kondisi, situasi dan semua sulit aku terangkan dengan penjelasan lidah. Kepada otak yang selalu berputar bernalar. Kepada hati penjilat rasa. Kepada lisan penyampai pesan.
Mawar Sastrajawa bermain gitar luapkan himpitan. |
Ujung jari kian berkata. Ujung bibir menanti makna. Pupil mata meraba ilusi warna. Goyah puja menerka asmara. Bulan dan surya bersatu tampilkan gerhana.
Suaka terasa hampa. Tanpa cakra karya sirna. Hai rusukku, jangan terretak pada canda yang menghimpit. Rusukku itu dekat dengan kalbumu. Menempel di dada dan melebur sedarah daging.
Baca juga : Bekal kembali ke hati.
Baca juga : Berpikir secara kritis dan jernih.
Banyak orang memaksa kamu untuk mengaku bahwa kau pembawa rusuknya. Dan kamu tidak tahu tulang bengkok siapakah yang kamu bawa. Blora (29/01/2021).
Terkadang kepahitan takdir harus kita telan. Dua hari sakit kepala tiada cinta takziah. Sebabnya terhimpit dan menjelaskannya sulit. Wahai rusukku, do’nt you open green light for all people.
Klik : Titip karya dan cinta.
Klik : 8.18 malam, perjuangan mempertahankan cinta.
Keadaan ini meresahkan. Harus benci kepada siapakah? Tumpang tindas permasalahan. Bukan hanya satu, tapi selalu ada masalah baru tak tentu masalah lama selesai atau tidak. Seperti ini sampai kapan entah akhirnya.
Kepada hidup beserta persoalannya, kau pasti tahu kapasitas diriku. Aku usulkan padamu jawaban atas problema. Kau pasti tahu aku dikejar-kejar tulang rusukku yang meminta jawaban pasti.
Himpitan itu membentur meresap kedalam sukma. Melampaui dari terasering dan tebing. Rebahanku melayang, berdiriku terbang, tidurku menyelam. Telah meradang menambah ruang keraguan jiwa.
Rekomendasi :
– Bicara fajar, mentari intip ufuk.
– Tercipta menjadi diriku saja.